Entri Populer

Minggu, 22 Juli 2012

Proposal Sekripsi Arif


PROPOSAL SKRIPSI

KEMAMPUAN MEMAHAMI LAGU NASIONAL MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 48 PALEMBANG

1. Latar Belakang
Manusia dapat eksis dalam kehidupannya adalah karena hasil dari proses pendidikan. Proses pendidikan tersebut dilaksanakan secara sadar atau tidak sadar, disengaja atau tidak disengaja yang pasti setiap orang akan mengalami proses pendidikan. Karena pendidikan berlangsung setiap saat di mana pun berada, baik anak-anak maupun dewasa serta orang tua semuanya mengalami proses pendidikan, sebab secara alamiah setiap orang akan selalu belajar dari lingkungan di mana ia berada. Secara filosofis, pendidikan diartikan sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik, sehingga siap digunakan untuk menyelesaikan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan juga sebagai hasil transaksi, yaitu proses memberi dan mengambil antara manusia dan lingkungan. Pendidikan merupakan proses dan dengan itu manusia mengembangkan dan menciptakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk merubah dan memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungannya (www.rumahinspirasi.blogspot.com diakses selasa tgl 6 Maret 2012).


Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar-mengajar. Interaksi belajar-mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik / subjek belajar) yang sedang melaksanakan  kegiatan belajar di pihak lain. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditegaskan bahwa prinsip mengajar adalah mempermudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar. Sehingga guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan belajar (Sardiman, 2008:1 – 2).
Salah satu peran penting guru di dalam kelas, tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar. Cara yang dilakukan oleh guru adalah mengajar yang dapat menjadikan informasi yang diterima oleh siswa menjadi bermakna dan relevan bagi siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar (Hatimah, 2008:1.23).
Pada dasarnya, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong pada pencapaian tujuan yang telah di cita-citakan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan (Hamalik, 2010:3).
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kemampuan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cakupan wilayah geografi dan budaya (musik) yang sangat luas, kaya, dan beragam. Bentuk dan karakter musik Indonesia yang majemuk atau beragam itu tidak terlepas dari situasi dan kondisi geografis serta sejarah pertumbuhan dan perkembangan Indonesia yang panjang dan beragam. Musik, cabang kesenian yang menggunakan media suara merupakan bentuk ungkapan perasaan dan nilai kejiwaan manusia yang dianggap paling tua. Musik (seni suara) mulai ada bersamaan dengan lahirnya (peradaban) manusia di bumi. Perkembangannya sangat tergantung dari sikap, pandangan, cara bekerja, dan gaya hidup dari para pelaku/pekerja musik, dengan mempertimbangkan atau pengaruh dari lingkungan alam serta masyarakat pendukungnya dalam hidup beragama, bermasyarakat, dan berpemerintahan (Sedyawati, 2009:3-4).
Menurut Deli (2008:771) lagu adalah suara yang berirama. Perkembangan lagu-lagu yang liriknya berbahasa Indonesia dewasa ini cukup menggembirakan, ini tidak terlepas dari peranan bahasa Indonesia itu sendiri, baik dalam perbendaharaan kosakatanya. Yang dapat mewakili tujuan-tujuan atau ide-ide dari penyanyi tersebut. Lagu pada dasarnya adalah ungkapan perasaan, luapan hati dari penyanyi itu sendiri, oleh karena itu lagu atau nyanyian bisa membuat orang terhibur, terpesona, dan bahkan terlena apabila dalam lirik-lirik lagu yang dilantunkan penyanyi mengena di hati si pendengar. Bahasa dalam lirik lagu sebaiknya teratur, artinya dalam lirik lagu ditempatkan pada urutan strukturnya, sehingga lagu tersebut lebih enak didengar dan tidak sulit memahami maknanya. Bahasa dalam lagu harus efektif dan efisien tidak bertele-tele, tetapi juga tidak terlalu hemat dengan kata-kata, sehingga maknanya tidak jelas dan mempunyai makna yang kabur atau makna ambigu. Bahasa dalam lagu sebaiknya mempunyai pengertian yang dapat diterima dan logis, sehingga ide-ide yang diungkapkan melalui bahasa dapat diterima oleh si pendengar (Salliyanti, 2004:1-2).
Permasalahan yang ada di SMP Negeri 48 Palembang menyangkut dua aspek penting, yaitu guru dan siswa. Hal ini dikarenakan ketidaksesuaian guru dalam mengajar bidang studi. Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siswa di sekolah yaitu (kurangnya pemahaman siswa dalam menyelaraskan antara notasi dan syair di dalam menyanyikan lagu nasional).
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kemampuan memahami lagu nasional di SMP Negeri 48 Palembang masih kurang efektif, hal ini dikarenakan masih belum maksimal dalam menggunakan metode simulasi di sekolah tersebut. Di SMP Negeri 48 Palembang terdapat fasilitas yang cukup memadai, tetapi masih sedikit guru yang belum memanfaatkan metode simulasi dalam proses belajar mengajar. Padahal penggunaan metode simulasi merupakan salah satu faktor untuk menunjang keberhasilan siswa. Pada saat memberikan materi pelajaran, guru hanya memberikan pelajaran secara konvensional, yaitu dengan menjelaskan materi secara manual. Guru hanya menggunakan papan tulis dan siswa mencatatnya ke dalam buku.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kemampuan Memahami Lagu Nasional Menggunakan Metode Simulasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 48 Palembang”.


2. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
2.1 Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini lebih terfokus dan sesuai dengan sasaran, maka penulis membatasi permasalahan yaitu penelitian ini hanya berfokus pada penggunaan metode simulasi dalam memahami lagu nasional Mengheningkan Cipta dengan membaca notasi dan syair.

2.2 Rumusan Masalah
            Masalah adalah kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya (Saebani, 2008:82). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah metode simulasi dapat meningkatkan kemampuan memahami lagu nasional pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang?”

3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menyanyikan dengan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang.

4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam peningkatan kualitas pembelajaran seni musik khususnya pembelajaran memahami lagu nasional Mengheningkan Cipta.
2)      Bagi guru, diharapkan dapat menjadi masukan dalam proses belajar mengajar seni musik, khususnya dalam menyelaraskan antara notasi dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta.
3)      Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dan pemahaman dalam menyelaraskan notasi dan syair pada lagu Mengheningkan Cipta.

5. Tinjauan Pustaka
5.1 Pengertian Belajar
Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting/vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa (Hamalik, 2010:36).
Menurut pendapat Slameto (2003:1-2) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:3).
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Pada tahap awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya. Namun, dia belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut. Ia hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya, dan belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Ia juga belum dapat memahami mengapa peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar (Hatimah, 2008:1.5).


Menurut pendapat Hamalik (2010:36-37) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting/vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).           
Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2010:37).

5.2 Pengertian Metode Simulasi
            Metode simulasi adalah cara guru mengajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi yang sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu seperti permainan simulasi dan sosiodrama (Barlian, 2006:110).
            Menurut pendapat Uno (2011:29), menyatakan bahwa proses simulasi tergantung pada peran guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang harus dipegang oleh fasilitator/guru. Pertama adalah penjelasan. Untuk melakukan simulasi, pemain harus benar-benar memahami aturan main. Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya. Kedua adalah mengawasi (refereeing). Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main tertentu. Oleh karena itu, guru/fasilitator harus mengawasi proses simulasi sehingga berjalan sebagaimana mestinya. Ketiga adalah melatih (coaching). Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu, guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Keempat adalah diskusi. Dalam simulasi, refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, setelah simulasi selesai, fasilitator/guru mendiskusikan beberapa hal, seperti: (1) seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata (real world), (2) kesulitan-kesulitan, (3) hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi, dan (4) bagaimana memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dan lain-lain.
            Dalam (www.infoptk.blogspot.com. diakses rabu tgl 7 Maret 2012), menyatakan bahwa simulasi telah lama digunakan dalam pendidikan. Pemanfaatan simulasi untuk pembelajaran di kelas juga bukan hal yang baru. Game atau permainan sebagai salah satu jenis simulasi, digunakan dalam pembelajaran telah mendorong guru untuk membuat belajar lebih berorientasi pada aktivitas. Para pendidik berargumentasi bahwa variasi pengalaman dan aktivitas dalam belajar bagian yang penting dari keseluruhan situasi belajar. Simulasi menjadi penting seiring dengan perubahan pandangan pendidikan, dari proses pengalihan isi pengetahuan ke arah proses pengaplikasian teori ke dalam realita pengalaman kehidupan. Lebih lanjut, pengenalan teknik simulasi lebih merupakan kegiatan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan menemukan dan memecahkan masalah. Simulasi dapat meningkatkan efektivitas keterampilan siswa dalam menemukan dan memecahkan masalah untuk saat yang akan datang. Teknik simulasi dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, akan menjadi bagian dari suasana pendidikan.
            Menurut pendapat Barlian (2006:97) menyatakan bahwa model simulasi diterapkan dalam dunia pendidikan dengan tujuan untuk mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernika itu. Maksudnya analogi antara manusia dengan mesin dan mengkonseptualisasikan peserta didik sebagai sistem umpan balik yang mengatur dan mengontrol sendiri. Proses simulasi ini dirancang agar mendekati kenyataan di mana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol.
           
5.3 Seni Musik 
            Pada dasarnya, musik terdiri dari tiga unsur, yaitu melodi, ritme, dan harmoni. Melodi adalah memainkan rangkaian nada-nada yang tersusun atau teratur tinggi-rendahnya sehingga menjadi sebuah lagu. Memainkan melodi sama dengan memainkan notasi-notasi dalam kerangka notasi lagu tanpa syair (disebut juga dengan instrumental). Melodi dimainkan pada awal lagu (intro), di antara bait kedua syair lagu dan refrain (interlude), serta di akhir sebuah lagu (coda). Ritme adalah derap langkah iringan dalam sebuah lagu sehingga menjadi berbagai macam pola irama, seperti rock, pop, blues, atau dangdut. Sedangkan harmoni adalah menyelaraskan antara melodi dan ritme dengan menyisipkan hiasan-hiasan (ornament) dan dinamika sehingga melodi dalam lagu bias dimainkan dengan keras, lembut, terputus-putus, bergelombang, atau bergetar (Hendro, 2007:2).
            Seni mencakup pengertian yang sangat luas, masing-masing definisi memiliki tolok ukur yang berbeda. Definisi yang dikemukakan cenderung menitikberatkan pada sisi teoretis dan filosofis. Seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan.
            Seni juga merupakan simbol dari perasaan. Seni merupakan kreasi bentuk simbolis dari perasaan manusia, bentuk-bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan universalisasi dari pengalaman, dan bukan merupakan terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosionalnya yang bukan dari pikirannya semata. Memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku untuk menentukan hubungan dengan unsur nilai budaya manusia (Kartika, 2007:8). Berikut ini adalah contoh lagu Mengheningkan Cipta yang akan dijadikan subjek dalam penelitian ini.




Gambar 1
Lagu Mengheningkan Cipta













            Menurut pendapat Uno (2011:89) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran.
2.      Melaksanakan analisis pembelajaran.
3.      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa.
4.      Merumuskan tujuan performansi.
5.      Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan.
6.      Mengembangkan strategi pembelajaran.
7.      Mengembangkan dan memilih material pembelajaran.
8.      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.
9.      Merevisi bahan pembelajaran.
10.  Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Langkah-langkah pembelajaran yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Menentukan tujuan intruksional.
2.      Mengidentifikasi satuan pelajaran.
3.      Membuat satuan bahasan.
4.      Membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar.
5.      Memberikan tugas tambahan kepada siswa.
6.      Memeriksa hasil akhir belajar siswa.

5.4 Kajian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang lagu nasional pernah diteliti oleh Nurinayah (2012) mahasiswa Universitas PGRI Palembang dengan judul skripsi “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyanyikan Lagu Mengheningkan Cipta dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Media Recorder Sopran di Kelas VIII SMP Negeri I Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir“, dan Rohana (2012) mahasiswa Universitas PGRI Palembang dengan judul skripsi “Kemampuan Siswa dalam Menyanyikan Lagu Mengheningkan Cipta Melalui Metode Resitasi Kelas III SD Negeri 9 Pemulutan“.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah, Nurinayah meneliti meningkatkan kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta dengan metode demonstrasi menggunakan media recorder sopran di kelas VIII SMP Negeri I Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir, dan Rohana meneliti tentang kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta melalui metode resitasi kelas III SD Negeri 9 Pemulutan. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kemampuan lagu nasional.

6. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya, yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam pelaksanaan penelitiannya (Arikunto, 2010:63). Yang menjadi anggapan dasar dari penelitian ini adalah kemampuan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang tergolong cukup.

7. Prosedur Penelitian
7.1 Variabel Penelitian
Menurut pendapat Arikunto (2010:106), variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervarasi. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
1.      Variabel bebas (x) = Menggunakan Metode Simulasi.
2.      Variabel terikat (y) = Kemampuan Memahami Lagu Nasional.

7.2 Definisi Operasional Variabel (DOV)
            Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Kemampuan adalah mampu dan dapat melakukan sesuatu.
2.      Memahami adalah mengerti, mengetahui, dan memaklumi akan sesuatu.
3.      Lagu nasional adalah lagu yang mengungkapkan kebersamaan dan persatuan seluruh warga negara. Lagu nasional juga merupakan lagu yang mengungkapkan rasa patriotik, semangat perjuangan, semangat mencintai negara, dan lagu yang mampu membawa sebuah identitas negara.
4.      Metode simulasi adalah cara guru mengajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi yang sebenarnya.

7.3 Subjek Penelitian
            Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang yang berjumlah 297 orang.
7.4 Populasi dan Sampel
7.4.1 Populasi Penelitian
            Menurut pendapat Saebani (2008:165), populasi merupakan keseluruhan sampel. Sedangkan menurut pendapat Arikunto (2010:130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang, yang berjumlah 297 siswa terdiri dari 9 kelas. Rincian jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

TABEL 1

POPULASI PENELITIAN
No
Kelas
Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-Laki
Perempuan
1
VII.1
11
22
33
2
VII. 2
11
22
33
3
VII. 3
11
22
33
4
VII. 4
11
22
33
5
VII. 5
11
22
33
6
VII. 6
11
22
33
7
VII. 7
11
22
33
8
VII. 8
11
22
33
9
VII. 9
11
22
33
Jumlah
99
198
297
     Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 48 Palembang
7.4.2 Sampel Penelitian
            Menurut pendapat Saebani (2008:165), sampel adalah bagian kecil dari populasi. Sedangkan menurut pendapat Arikunto (2010:130), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik random. Menurut pendapat Saebani (2008:171), random sampling adalah pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu alias acak. Dalam random sampling, semua individu dalam populasi, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Hasil yang didapat adalah siswa kelas VII.1 dan VII. 2 yang berjumlah 66 siswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
TABEL 2

SAMPEL PENELITIAN

No
Kelas
Jenis Kelamin

Jumlah

Keterangan
Laki-Laki
Perempuan
1
VII.1
11
22
33
Kelas Eksperimen
2
VII. 2
11
22
33
Kelas Kontrol
Jumlah
22
44
66

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 48 Palembang

7.5 Metode Penelitian
            Menurut pendapat Saebani (2008:43), metode penelitian adalah metode yang digunakan dalam aktivitas penelitian. Sedangkan menurut pendapat Mardalis (2009:24), metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut pendapat Mardalis (2009:26) menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini. Penelitian deskriptif tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Menurut pendapat Sukardi (2003:157) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Sedangkan menurut pendapat Sugiyono (2000:11) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
Untuk penelitian deskriptif kuantitatif ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menentukan sampel dari populasi.
2.      Memberikan tes awal (pre-test) kepada siswa sampel dalam menyelaraskan antara notasi dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta.
3.      Memberikan tes akhir (post-test) kepada siswa sampel dalam menyelaraskan antara notasi dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta.
4.      Menghitung tes awal dan tes akhir.
5.      Membandingkan hasil tes awal dan tes akhir.
6.      Melakukan penghitungan statistik untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan menyanyikan dengan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desains pre-experimental. Menurut pendapat Sugiyono (2000:64) menyatakan bahwa desain pre-experimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel bebas yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

7.6 Teknik Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data berkaitan dengan mekanisme yang harus dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Ini merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data (Saebani, 2008:185). Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan dua teknik yaitu observasi dan tes unjuk kerja. Kedua teknik pengumpulan data tersebut akan peneliti uraikan sebagai berikut.

7.6.1 Teknik Observasi
            Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dalam alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009:86). Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek adalah siswa SMP Negeri 48 Palembang.

7.6.2 Teknik Tes
            Menurut Arikunto (2010:150), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Selain itu, menurut pendapat Hadi (1998:139), tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, penulis menggunakan tes kemampuan dalam menyelaraskan antara notasi dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta SMP Negeri 48 Palembang, yang ditujukan kepada siswa kelas VII.1 (kelas eksperimen) dan kelas VII.2 (kelas kontrol) dengan dua bentuk teknik tes yaitu pre-test dan post-test.
            Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan one-group pretest-posttest designs. Menurut pendapat Sugiyono (2000:64:65) menyatakan bahwa kalau pada desain pertama tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:          
Keterangan:
*nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
* = nilai posttest (sebelum diberi perlakuan)
Berikut ini adalah kriteria penilaian teknik tes.

TABEL 3

KRITERIA PENILAIAN TEKNIK TES

No

Aspek yang dinilai

Skor Maksimal
Uraian Skor
1





2





3







4
Suara :
-      Sonoritas
-      Warna suara
-      Jangkauan suara
-      Homogenitas suara

Pembawaan lagu :
-      Ekspresi
-      Frasering
-      Dinamika
-      Penafsiran tempo

Teknis :
-      Produksi suara yang benar untuk bernyanyi
-      Penggunaan napas
-      Ketepatan dan kemurnian nada
-      Pengucapan kata-kata yang benar dalam bernyanyi

Penampilan :
-      Ketertiban
-      Kewajaran
-      Keserasian

81 – 90
61 – 80
41 – 60
20 – 40


81 – 90
61 – 80
41 – 60
20 – 40


81 – 90

61 – 80
41 – 60
20 – 40



61 – 80
41 – 60
20 – 40

Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang


Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang


Amat Baik

Baik
Cukup
Kurang



Baik
Cukup
Kurang
(Sumber: Simanungkalit, 2008:63-64)

7.7 Teknik Uji Coba Instrumen
7.7.1 Uji Validitas
Validitas diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Nasution, 2010:75). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010:168-169). Pengujian validitas tes siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
(Sugiyono, 2006:213)
Keterangan:
       = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
N         = Jumlah subjek penelitian
  = Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor dari x dan y
    = Jumlah skor asli variabel x
    = Jumlah skor asli variabel y

7.7.2 Uji Reliabilitas
            Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian harus reliabel (Arikunto, 2010:178-179).



7.8 Teknik Analisis Data
7.8.1 Teknik Analisis Data Observasi
            Dalam teknik analisis observasi, peneliti akan langsung mengamati selama proses pembelajaran seni budaya antara menyelaraskan notasi dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta, yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang.
            Pada penelitian yang akan diadakan ini, peneliti akan melihat jumlah siswa yang akan dijadikan kelompok yaitu kelas VII.1 dan VII.2 dengan jumlah siswa 33 orang yang akan dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima sampai 6 orang, dan setiap kelompok yang terdiri dari 5 orang tersebut 3 di antaranya dapat melakukan ketepatan membaca notasi, membaca syair, dan bermain pianika. Menurut pendapat Tugiyo (2010:35), banyak cara untuk mengkonversi skor menjadi nilai, salah satunya yang sederhana dengan menggunakan format penilaian pada tabel 4 sebagai berikut:

TABEL 4

FORMAT PENILAIAN TEKNIK OBSERVASI

Nilai Konversi

Kategori

Angka
Huruf
81 – 90
61 – 80
41 – 60
20 – 40
A
B
C
D
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang

Teknik analisis data observasi ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menyanyikan dengan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang.

7.8.2 Teknik Analisis Data Tes
            Selanjutnya data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kemudian dianalisis.
1) Mencari rata-rata masing-masing kelompok data dengan rumus:
                       (Sudjana, 2005:67)
Keterangan:
*   = skor rata-rata
= jumlah frekuensi
*   = hasil pengukuran
   = frekuensi
2) Mencari simpangan baku dengan rumus:
               (Sudjana, 2005:95)
Keterangan:
S2     = Simpangan baku/standar deviasi
    = tanda interval kelas
    = frekuensi sesuai dengan tanda interval kelas
n     = banyak data
3) Dengan menggunakan rumus uji “t”
                       (Sudjana, 2005:239)

Keterangan :
banyak sampel kelas eksperimen
 banyak sampel kelas kontrol
= rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen
= rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol
            Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kriteria penilaian teknik tes untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menyanyikan dengan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang. Aspek-aspek yang akan dinilai dalam analisis data tes dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.

TABEL 5

FORMAT PENILAIAN TEKNIK TES

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Nilai Akhir
1
Suara
2
Pembawaan Lagu
3
Teknis
4
Penampilan
(10 – 25)
(10 – 25)
(10 – 25)
(10 – 25)
1






2






3






Skor yang Dicapai






Skor Maksimum








Keterangan:
91 – 100          = Amat Baik (A)        
71 – 90            = Baik (B)
51 – 70            = Cukup (C)
20 – 50            = Kurang (K)
Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai yang dicapai oleh siswa diperoleh dengan cara jumlah nilai dibagi dengan aspek.
















DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara.

Barlian, Ikbal dan Dewi Koryati. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Palembang: Universitas PGRI Palembang.

Deli. 2008. Kamus Standar Bahasa Indonesia. Bandung: Penabur Ilmu.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hatimah, Ihat. 2008. Pembelajaran Berwawasaan Kemasyarakatan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hendro. 2005. Panduan Praktis Improvisasi Piano Rock & Blues. Jakarta: Puspa Swara.

Kartika, Dharsono Sony. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.

Mardalis. 2009. Metode Penelitian. Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Salliyanti. 2004. dalam www.google.com diakses tgl 15 Februari 2012 ”Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Lirik Lagu”.

Sardiman. 2008. Interaksi & Metode Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Simanungkalit, N. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Palembang: Universitas PGRI Palembang.

Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.  Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tugiyo. 2010. Bahan Ajar Mata Kuliah Telaah Kurikulum Mata Pelajaran Seni Budaya. Palembang: Universitas PGRI Palembang.

www.rumahinspirasi.blogspot.com diakses selasa tgl 6 Maret 2012.

www.infoptk.blogspot.com diakses rabu tgl 7 Maret 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar