PROPOSAL SKRIPSI
KEMAMPUAN MEMAHAMI LAGU NASIONAL
MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 48 PALEMBANG
1. Latar Belakang
Manusia dapat eksis dalam kehidupannya adalah karena hasil dari proses
pendidikan. Proses pendidikan tersebut dilaksanakan secara sadar atau tidak
sadar, disengaja atau tidak disengaja yang pasti setiap orang akan mengalami
proses pendidikan. Karena pendidikan berlangsung setiap saat di mana pun
berada, baik anak-anak maupun dewasa serta orang tua semuanya mengalami proses
pendidikan, sebab secara alamiah setiap orang akan selalu belajar dari
lingkungan di mana ia berada. Secara filosofis, pendidikan diartikan sebagai
proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik, sehingga
siap digunakan untuk menyelesaikan problema kehidupan yang dihadapinya.
Pendidikan juga sebagai hasil transaksi, yaitu proses memberi dan mengambil
antara manusia dan lingkungan. Pendidikan merupakan proses dan dengan itu
manusia mengembangkan dan menciptakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk merubah dan memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungannya (www.rumahinspirasi.blogspot.com diakses selasa
tgl 6 Maret 2012).
Manusia
adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga
tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan
selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam
berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi
interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan
proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi
dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun
tidak disengaja.
Dalam
arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi
belajar-mengajar. Interaksi belajar-mengajar mengandung suatu arti adanya
kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar di
satu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik / subjek belajar) yang
sedang melaksanakan kegiatan belajar di
pihak lain. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditegaskan bahwa prinsip
mengajar adalah mempermudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar. Sehingga
guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi
suatu kegiatan belajar (Sardiman, 2008:1 – 2).
Salah
satu peran penting guru di dalam kelas, tidak hanya memberikan pengetahuan
kepada siswa, melainkan membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri
melalui pengalaman belajar. Cara yang dilakukan oleh guru adalah mengajar yang
dapat menjadikan informasi yang diterima oleh siswa menjadi bermakna dan
relevan bagi siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar (Hatimah, 2008:1.23).
Pada dasarnya, pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat
yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi
hingga bakat itu tumbuh dan berkembang. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan,
yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta
didik untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu,
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong pada
pencapaian tujuan yang telah di cita-citakan. Tujuan pendidikan adalah
seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah
diselenggarakannya kegiatan pendidikan (Hamalik, 2010:3).
Penelitian
ini diharapkan dapat mengetahui kemampuan memahami lagu nasional menggunakan
metode simulasi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cakupan
wilayah geografi dan budaya (musik) yang sangat luas, kaya, dan beragam. Bentuk
dan karakter musik Indonesia yang majemuk atau beragam itu tidak terlepas dari
situasi dan kondisi geografis serta sejarah pertumbuhan dan perkembangan
Indonesia yang panjang dan beragam. Musik, cabang kesenian yang menggunakan
media suara merupakan bentuk ungkapan perasaan dan nilai kejiwaan manusia yang
dianggap paling tua. Musik
(seni suara) mulai ada bersamaan dengan lahirnya (peradaban) manusia di bumi.
Perkembangannya sangat tergantung dari sikap, pandangan, cara bekerja, dan gaya
hidup dari para pelaku/pekerja musik, dengan mempertimbangkan atau pengaruh
dari lingkungan alam serta masyarakat pendukungnya dalam hidup beragama,
bermasyarakat, dan berpemerintahan (Sedyawati, 2009:3-4).
Menurut
Deli (2008:771) lagu adalah suara yang berirama. Perkembangan lagu-lagu yang liriknya berbahasa
Indonesia dewasa ini cukup menggembirakan, ini tidak terlepas dari peranan
bahasa Indonesia itu sendiri, baik dalam perbendaharaan kosakatanya. Yang dapat
mewakili tujuan-tujuan atau ide-ide dari penyanyi tersebut. Lagu pada dasarnya
adalah ungkapan perasaan, luapan hati dari penyanyi itu sendiri, oleh karena
itu lagu atau nyanyian bisa membuat orang terhibur, terpesona, dan bahkan
terlena apabila dalam lirik-lirik lagu yang dilantunkan penyanyi mengena di
hati si pendengar. Bahasa dalam lirik lagu sebaiknya teratur, artinya dalam
lirik lagu ditempatkan pada urutan strukturnya, sehingga lagu tersebut lebih
enak didengar dan tidak sulit memahami maknanya. Bahasa dalam lagu harus
efektif dan efisien tidak bertele-tele, tetapi juga tidak terlalu hemat dengan
kata-kata, sehingga maknanya tidak jelas dan mempunyai makna yang kabur atau
makna ambigu. Bahasa dalam lagu sebaiknya mempunyai pengertian yang
dapat diterima dan logis, sehingga ide-ide yang diungkapkan melalui bahasa dapat
diterima oleh si pendengar (Salliyanti, 2004:1-2).
Permasalahan
yang ada di SMP Negeri 48 Palembang menyangkut dua aspek penting, yaitu guru
dan siswa. Hal ini dikarenakan ketidaksesuaian guru dalam mengajar bidang
studi. Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
siswa di sekolah yaitu (kurangnya pemahaman siswa dalam menyelaraskan antara
notasi dan syair di dalam menyanyikan lagu nasional).
Berdasarkan hasil pengamatan penulis,
kemampuan memahami lagu nasional di SMP Negeri 48 Palembang masih kurang
efektif, hal ini dikarenakan masih belum maksimal dalam menggunakan metode
simulasi di sekolah tersebut. Di SMP Negeri 48 Palembang terdapat fasilitas
yang cukup memadai, tetapi masih sedikit guru yang belum memanfaatkan metode simulasi
dalam proses belajar mengajar. Padahal penggunaan metode simulasi merupakan
salah satu faktor untuk menunjang keberhasilan siswa. Pada saat memberikan
materi pelajaran, guru hanya memberikan pelajaran secara konvensional, yaitu
dengan menjelaskan materi secara manual. Guru hanya menggunakan papan tulis dan siswa mencatatnya ke dalam buku.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kemampuan Memahami Lagu Nasional
Menggunakan Metode Simulasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 48 Palembang”.
2. Pembatasan Masalah dan
Rumusan Masalah
2.1 Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini lebih terfokus dan sesuai dengan sasaran, maka penulis membatasi
permasalahan yaitu penelitian ini hanya berfokus pada penggunaan metode
simulasi dalam memahami lagu nasional Mengheningkan Cipta dengan membaca notasi
dan syair.
2.2 Rumusan Masalah
Masalah
adalah kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya (Saebani, 2008:82).
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian
ini adalah: ”Apakah
metode simulasi dapat meningkatkan kemampuan memahami lagu nasional pada siswa
kelas VII SMP Negeri 48 Palembang?”
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menyanyikan
dengan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII
SMP Negeri 48 Palembang.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1)
Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam
peningkatan kualitas pembelajaran seni musik khususnya pembelajaran memahami
lagu nasional Mengheningkan Cipta.
2)
Bagi guru, diharapkan dapat menjadi masukan dalam
proses belajar mengajar seni musik, khususnya dalam menyelaraskan antara notasi
dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta.
3)
Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu
dan pemahaman dalam menyelaraskan notasi dan syair pada lagu Mengheningkan
Cipta.
5. Tinjauan Pustaka
5.1 Pengertian Belajar
Dalam
proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting/vital.
Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya
bermakna bila terjadi kegiatan belajar. Oleh karena itu, penting sekali bagi
setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi
bagi siswa (Hamalik, 2010:36).
Menurut pendapat Slameto (2003:1-2) dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
siswa sebagai anak didik. Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:3).
Perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya
karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar.
Pada tahap awal
dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu
peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan
merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang
dialaminya. Namun, dia belum
memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut. Ia hanya dapat
merasakan kejadian tersebut apa adanya, dan belum dapat memahami serta
menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Ia juga belum dapat memahami
mengapa peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. Kemampuan inilah yang
terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar
(Hatimah, 2008:1.5).
Menurut pendapat Hamalik (2010:36-37)
menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang
peranan yang penting/vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar,
dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh
karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya
tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing).
Menurut pengertian ini, belajar
adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu,
yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2010:37).
5.2 Pengertian Metode
Simulasi
Metode
simulasi adalah cara guru mengajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
menggambarkan situasi yang sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakekat
suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu seperti permainan simulasi
dan sosiodrama (Barlian, 2006:110).
Menurut
pendapat Uno (2011:29), menyatakan bahwa proses simulasi tergantung pada peran
guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang harus dipegang oleh fasilitator/guru.
Pertama adalah penjelasan. Untuk melakukan simulasi, pemain harus benar-benar
memahami aturan main. Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan
penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan
berikut konsekuensi-konsekuensinya. Kedua adalah mengawasi (refereeing).
Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main
tertentu. Oleh karena itu, guru/fasilitator harus mengawasi proses simulasi
sehingga berjalan sebagaimana mestinya. Ketiga adalah melatih (coaching).
Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu,
guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga
memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Keempat adalah
diskusi. Dalam simulasi, refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu,
setelah simulasi selesai, fasilitator/guru mendiskusikan beberapa hal, seperti:
(1) seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata (real world),
(2) kesulitan-kesulitan, (3) hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi, dan
(4) bagaimana memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dan lain-lain.
Dalam
(www.infoptk.blogspot.com. diakses rabu tgl 7 Maret 2012), menyatakan bahwa simulasi telah lama
digunakan dalam pendidikan. Pemanfaatan simulasi untuk pembelajaran di kelas
juga bukan hal yang baru. Game atau permainan sebagai salah satu jenis
simulasi, digunakan dalam pembelajaran telah mendorong guru untuk membuat
belajar lebih berorientasi pada aktivitas. Para pendidik berargumentasi bahwa
variasi pengalaman dan aktivitas dalam belajar bagian yang penting dari
keseluruhan situasi belajar. Simulasi menjadi penting seiring dengan perubahan
pandangan pendidikan, dari proses pengalihan isi pengetahuan ke arah proses
pengaplikasian teori ke dalam realita pengalaman kehidupan. Lebih lanjut,
pengenalan teknik simulasi lebih merupakan kegiatan untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan menemukan dan memecahkan masalah. Simulasi dapat meningkatkan efektivitas
keterampilan siswa dalam menemukan dan memecahkan masalah untuk saat yang akan
datang. Teknik simulasi dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, akan
menjadi bagian dari suasana pendidikan.
Menurut
pendapat Barlian (2006:97) menyatakan bahwa model simulasi diterapkan dalam
dunia pendidikan dengan tujuan untuk mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan
dengan proses sibernika itu. Maksudnya analogi antara manusia dengan mesin dan
mengkonseptualisasikan peserta didik sebagai sistem umpan balik yang mengatur
dan mengontrol sendiri. Proses simulasi ini dirancang agar mendekati kenyataan
di mana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol.
5.3 Seni Musik
Pada dasarnya, musik terdiri dari tiga
unsur, yaitu melodi, ritme, dan harmoni. Melodi adalah memainkan rangkaian
nada-nada yang tersusun atau teratur tinggi-rendahnya sehingga menjadi sebuah
lagu. Memainkan melodi sama dengan memainkan notasi-notasi dalam kerangka
notasi lagu tanpa syair (disebut juga dengan instrumental). Melodi dimainkan
pada awal lagu (intro), di antara bait kedua syair lagu dan refrain (interlude), serta di akhir
sebuah lagu (coda). Ritme adalah
derap langkah iringan dalam sebuah lagu sehingga menjadi berbagai macam pola
irama, seperti rock, pop, blues, atau dangdut. Sedangkan harmoni adalah
menyelaraskan antara melodi dan ritme dengan menyisipkan hiasan-hiasan (ornament) dan dinamika sehingga melodi
dalam lagu bias dimainkan dengan keras, lembut, terputus-putus, bergelombang,
atau bergetar (Hendro, 2007:2).
Seni
mencakup pengertian yang sangat luas, masing-masing definisi memiliki tolok
ukur yang berbeda. Definisi yang dikemukakan cenderung menitikberatkan pada
sisi teoretis dan filosofis. Seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan
bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk
yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat
terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang
disajikan.
Seni juga merupakan simbol dari perasaan.
Seni merupakan kreasi bentuk simbolis dari perasaan manusia, bentuk-bentuk
simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan universalisasi dari
pengalaman, dan bukan merupakan terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya
seninya melainkan formasi pengalaman emosionalnya yang bukan dari pikirannya
semata. Memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan
yang berlaku untuk menentukan hubungan dengan unsur nilai budaya manusia
(Kartika, 2007:8). Berikut ini adalah contoh lagu Mengheningkan Cipta yang akan
dijadikan subjek dalam penelitian ini.
Gambar 1
Lagu Mengheningkan Cipta
Menurut pendapat Uno (2011:89) menyatakan bahwa
langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan umum
pembelajaran.
2. Melaksanakan analisis
pembelajaran.
3. Mengidentifikasi tingkah laku
masukan dan karakteristik siswa.
4. Merumuskan tujuan performansi.
5.
Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan.
6. Mengembangkan strategi
pembelajaran.
7. Mengembangkan dan memilih
material pembelajaran.
8.
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.
9. Merevisi bahan pembelajaran.
10. Mendesain dan
melaksanakan evaluasi sumatif.
Langkah-langkah
pembelajaran yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan tujuan intruksional.
2.
Mengidentifikasi satuan pelajaran.
3.
Membuat satuan bahasan.
4.
Membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar.
5.
Memberikan tugas tambahan kepada siswa.
6.
Memeriksa hasil akhir belajar siswa.
5.4 Kajian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang lagu nasional pernah
diteliti oleh Nurinayah (2012) mahasiswa Universitas PGRI Palembang dengan
judul skripsi “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyanyikan Lagu
Mengheningkan Cipta dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Media Recorder Sopran
di Kelas VIII SMP Negeri I Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir“, dan Rohana
(2012) mahasiswa Universitas PGRI Palembang dengan judul skripsi “Kemampuan
Siswa dalam Menyanyikan Lagu Mengheningkan Cipta Melalui Metode Resitasi Kelas
III SD Negeri 9 Pemulutan“.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini adalah, Nurinayah meneliti meningkatkan kemampuan siswa dalam menyanyikan
lagu Mengheningkan Cipta dengan metode demonstrasi menggunakan media recorder
sopran di kelas VIII SMP Negeri I Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir, dan
Rohana meneliti tentang kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu Mengheningkan
Cipta melalui metode resitasi kelas III SD Negeri 9 Pemulutan. Persamaan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kemampuan lagu nasional.
6. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sesuatu yang
diyakini kebenarannya, yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk
tempat berpijak bagi peneliti di dalam pelaksanaan penelitiannya (Arikunto,
2010:63). Yang menjadi anggapan dasar dari penelitian ini adalah kemampuan memahami
lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 48
Palembang tergolong cukup.
7. Prosedur Penelitian
7.1 Variabel Penelitian
Menurut pendapat Arikunto
(2010:106), variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervarasi. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
1.
Variabel bebas (x) = Menggunakan Metode Simulasi.
2. Variabel terikat (y) = Kemampuan Memahami Lagu Nasional.
7.2 Definisi Operasional Variabel (DOV)
Definisi operasional
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan adalah
mampu dan dapat melakukan
sesuatu.
2. Memahami adalah mengerti, mengetahui, dan
memaklumi akan sesuatu.
3. Lagu nasional
adalah lagu yang mengungkapkan kebersamaan dan persatuan seluruh warga negara.
Lagu nasional juga merupakan lagu yang mengungkapkan rasa patriotik, semangat
perjuangan, semangat mencintai negara, dan lagu yang mampu membawa sebuah
identitas negara.
4. Metode simulasi
adalah cara guru mengajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi yang sebenarnya.
7.3 Subjek Penelitian
Yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang yang
berjumlah 297 orang.
7.4 Populasi dan Sampel
7.4.1 Populasi Penelitian
Menurut
pendapat Saebani (2008:165), populasi merupakan keseluruhan sampel. Sedangkan
menurut pendapat Arikunto (2010:130), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil siswa kelas VII SMP
Negeri 48 Palembang, yang berjumlah 297 siswa terdiri dari 9 kelas.
Rincian jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut
ini.
TABEL 1
POPULASI PENELITIAN
No
|
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah |
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
VII.1
|
11
|
22
|
33
|
2
|
VII. 2
|
11
|
22
|
33
|
3
|
VII. 3
|
11
|
22
|
33
|
4
|
VII. 4
|
11
|
22
|
33
|
5
|
VII. 5
|
11
|
22
|
33
|
6
|
VII. 6
|
11
|
22
|
33
|
7
|
VII. 7
|
11
|
22
|
33
|
8
|
VII. 8
|
11
|
22
|
33
|
9
|
VII. 9
|
11
|
22
|
33
|
Jumlah
|
99
|
198
|
297
|
Sumber: Tata
Usaha SMP Negeri 48 Palembang
7.4.2 Sampel Penelitian
Menurut pendapat Saebani (2008:165), sampel adalah
bagian kecil dari populasi. Sedangkan menurut pendapat Arikunto (2010:130),
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik random. Menurut
pendapat Saebani (2008:171), random sampling adalah pengambilan sampel
secara random atau tanpa pandang bulu alias acak. Dalam random sampling,
semua individu dalam populasi, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Hasil yang
didapat adalah siswa kelas VII.1 dan VII.
2 yang berjumlah 66 siswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
TABEL 2
SAMPEL PENELITIAN
No
|
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah |
Keterangan
|
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||||
1
|
VII.1
|
11
|
22
|
33
|
Kelas Eksperimen
|
2
|
VII. 2
|
11
|
22
|
33
|
Kelas Kontrol
|
Jumlah
|
22
|
44
|
66
|
|
Sumber:
Tata Usaha SMP Negeri 48 Palembang
7.5 Metode Penelitian
Menurut pendapat Saebani (2008:43), metode penelitian adalah metode yang
digunakan dalam aktivitas penelitian. Sedangkan menurut pendapat Mardalis
(2009:24), metode diartikan sebagai suatu cara atau
teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri
diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan
sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif. Menurut pendapat Mardalis (2009:26) menyatakan bahwa
penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai
keadaan saat ini. Penelitian deskriptif tidak menguji hipotesa atau tidak
menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi yang sesuai
dengan variabel yang akan diteliti. Menurut pendapat Sukardi (2003:157)
menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Sedangkan menurut pendapat Sugiyono (2000:11) menyatakan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel,
baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain.
Untuk penelitian deskriptif
kuantitatif ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan sampel dari populasi.
2.
Memberikan
tes awal (pre-test) kepada siswa sampel dalam menyelaraskan antara
notasi dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta.
3. Memberikan tes akhir (post-test)
kepada siswa sampel dalam menyelaraskan antara notasi dan syair pada lagu
nasional Mengheningkan Cipta.
4. Menghitung tes awal dan tes akhir.
5. Membandingkan hasil tes awal dan tes
akhir.
6. Melakukan penghitungan statistik untuk
mengetahui kemampuan dan keterampilan menyanyikan dengan memahami lagu nasional
menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan desains pre-experimental. Menurut pendapat Sugiyono (2000:64)
menyatakan bahwa desain
pre-experimental belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel bebas yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel terikat. Hal ini dapat terjadi karena tidak
adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
7.6 Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data berkaitan dengan mekanisme yang harus dilakukan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Ini merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk
mendapatkan data (Saebani, 2008:185). Untuk
mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan dua teknik yaitu observasi
dan tes unjuk kerja. Kedua teknik pengumpulan data tersebut akan peneliti
uraikan sebagai berikut.
7.6.1 Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dalam alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya,
2009:86). Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek
adalah siswa SMP Negeri 48 Palembang.
7.6.2 Teknik Tes
Menurut Arikunto (2010:150), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Selain itu,
menurut pendapat Hadi (1998:139), tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus)
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut,
penulis menggunakan tes kemampuan dalam menyelaraskan antara notasi dan syair pada
lagu nasional Mengheningkan Cipta SMP Negeri 48 Palembang,
yang ditujukan kepada siswa
kelas VII.1 (kelas eksperimen) dan
kelas VII.2 (kelas kontrol) dengan dua bentuk teknik tes yaitu pre-test dan post-test.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan one-group pretest-posttest designs. Menurut
pendapat Sugiyono (2000:64:65) menyatakan bahwa kalau pada desain pertama tidak
ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat
digambarkan seperti berikut:
Keterangan:
nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
= nilai posttest
(sebelum diberi perlakuan)
Berikut ini adalah kriteria penilaian teknik tes.
TABEL 3
KRITERIA PENILAIAN TEKNIK TES
No
|
Aspek yang dinilai |
Skor Maksimal
|
Uraian Skor
|
1
2
3
4
|
Suara :
-
Sonoritas
-
Warna suara
-
Jangkauan suara
-
Homogenitas suara
Pembawaan
lagu :
-
Ekspresi
-
Frasering
-
Dinamika
-
Penafsiran tempo
Teknis :
-
Produksi suara yang benar
untuk bernyanyi
-
Penggunaan napas
-
Ketepatan dan kemurnian nada
- Pengucapan kata-kata yang benar dalam
bernyanyi
Penampilan :
-
Ketertiban
-
Kewajaran
-
Keserasian
|
81 – 90
61 – 80
41 – 60
20 – 40
81 – 90
61 – 80
41 – 60
20 – 40
81 – 90
61 – 80
41 – 60
20 – 40
61 – 80
41 – 60
20 – 40
|
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Baik
Cukup
Kurang
|
(Sumber: Simanungkalit, 2008:63-64)
7.7 Teknik Uji Coba Instrumen
7.7.1 Uji Validitas
Validitas diperoleh dengan
mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representatif dari
keseluruhan bahan yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Nasution, 2010:75).
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010:168-169). Pengujian
validitas tes siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
(Sugiyono, 2006:213)
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel x
dan y
N =
Jumlah subjek penelitian
= Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor dari x
dan y
= Jumlah skor asli variabel x
= Jumlah skor asli variabel y
7.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan. Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian harus
reliabel (Arikunto, 2010:178-179).
7.8 Teknik Analisis Data
7.8.1 Teknik Analisis Data Observasi
Dalam teknik analisis
observasi, peneliti akan langsung mengamati selama proses pembelajaran seni
budaya antara menyelaraskan notasi dan syair pada lagu nasional Mengheningkan Cipta, yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya pada siswa kelas VII SMP Negeri 48 Palembang.
Pada penelitian yang akan diadakan
ini, peneliti akan melihat jumlah siswa yang akan dijadikan kelompok yaitu
kelas VII.1 dan VII.2 dengan jumlah siswa 33 orang yang akan dibagi menjadi 6
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima sampai 6 orang, dan setiap kelompok
yang terdiri dari 5 orang tersebut 3 di antaranya dapat melakukan ketepatan
membaca notasi, membaca syair, dan bermain pianika. Menurut pendapat Tugiyo
(2010:35), banyak cara untuk mengkonversi skor menjadi nilai, salah satunya
yang sederhana dengan menggunakan format penilaian pada tabel 4 sebagai
berikut:
TABEL 4
FORMAT PENILAIAN TEKNIK OBSERVASI
Nilai Konversi
|
Kategori |
|
Angka
|
Huruf
|
|
81 – 90
61 – 80
41 – 60
20 – 40
|
A
B
C
D
|
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
|
Teknik
analisis data observasi ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menyanyikan
dengan memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII
SMP Negeri 48 Palembang.
7.8.2 Teknik Analisis Data Tes
Selanjutnya data yang telah diperoleh kemudian dianalisa
dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kemudian dianalisis.
1) Mencari rata-rata
masing-masing kelompok data dengan rumus:
(Sudjana,
2005:67)
Keterangan:
= skor rata-rata
= jumlah frekuensi
= hasil pengukuran
= frekuensi
2) Mencari simpangan
baku dengan rumus:
(Sudjana,
2005:95)
Keterangan:
S2 =
Simpangan baku/standar deviasi
= tanda interval kelas
= frekuensi sesuai dengan tanda interval kelas
n = banyak data
3) Dengan menggunakan
rumus uji “t”
(Sudjana,
2005:239)
Keterangan :
banyak sampel
kelas eksperimen
banyak sampel kelas kontrol
= rata-rata
nilai hasil belajar kelas eksperimen
= rata-rata nilai hasil belajar kelas
kontrol
Dalam
penelitian ini, peneliti memberikan kriteria penilaian teknik tes untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan menyanyikan dengan
memahami lagu nasional menggunakan metode simulasi pada siswa kelas VII SMP
Negeri 48 Palembang. Aspek-aspek yang akan dinilai dalam analisis data tes
dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.
TABEL 5
FORMAT PENILAIAN TEKNIK TES
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
Nilai Akhir
|
|||
1
Suara
|
2
Pembawaan Lagu
|
3
Teknis
|
4
Penampilan
|
|||
(10 – 25)
|
(10 – 25)
|
(10 – 25)
|
(10 – 25)
|
|||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
Skor yang Dicapai |
|
|
|
|
|
|
Skor Maksimum
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
91 – 100 = Amat Baik (A)
71 – 90 = Baik (B)
51 – 70 = Cukup (C)
20 – 50 = Kurang (K)
Dengan menggunakan rumus
tersebut, nilai yang dicapai oleh siswa diperoleh dengan cara jumlah nilai
dibagi dengan aspek.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Bina Aksara.
Barlian, Ikbal dan Dewi Koryati. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Palembang: Universitas PGRI Palembang.
Deli. 2008. Kamus Standar Bahasa Indonesia. Bandung: Penabur Ilmu.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hatimah,
Ihat. 2008. Pembelajaran Berwawasaan
Kemasyarakatan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hendro. 2005. Panduan
Praktis Improvisasi Piano Rock & Blues. Jakarta: Puspa Swara.
Kartika, Dharsono Sony.
2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa
Sains.
Mardalis. 2009. Metode Penelitian. Suatu Pendekatan Proposal.
Jakarta: Bumi Aksara.
Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode
Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Salliyanti. 2004. dalam www.google.com diakses tgl 15 Februari 2012 ”Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Lirik
Lagu”.
Sardiman. 2008. Interaksi & Metode Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Simanungkalit, N. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tim Penyusun.
2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Palembang: Universitas PGRI Palembang.
Uno, Hamzah.
2011. Model Pembelajaran. Menciptakan Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tugiyo. 2010. Bahan
Ajar Mata Kuliah Telaah Kurikulum Mata Pelajaran Seni Budaya. Palembang:
Universitas PGRI Palembang.
www.rumahinspirasi.blogspot.com diakses selasa tgl 6 Maret
2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar